Empat kali berturut-turut, Kota Yogyakarta raih penghargaan Kota Layak Anak Kategori Utama
Prestasi gemilang kembali diraih Kota Yogyakarta di tingkat nasional. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI menganugerahkan Penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Kategori Utama kepada Kota Yogyakarta.

Elshinta.com - Prestasi gemilang kembali diraih Kota Yogyakarta di tingkat nasional. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI menganugerahkan Penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Kategori Utama kepada Kota Yogyakarta.
Penghargaan KLA Kategori Utama untuk kota Yogyakarta tersebut diraih empat kali secara berturut-turut. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri PPPA RI dalam acara Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak di Jakarta, Jumat (8/8), dan diterima oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta, Yunianto Dwisutono mewakili Pemerintah Kota Yogyakarta. Piagam penghargaan tersebut kemudian diserahkan kepada Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di ruang kerjanya pada Senin (11/8).
Kategori Utama merupakan peringkat tertinggi kedua dalam penilaian KLA. Raihan ini menegaskan konsistensi Kota Yogyakarta dalam melaksanakan berbagai program dan inovasi yang berpihak pada pemenuhan hak serta perlindungan anak.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan tersebut. Pihaknya menegaskan, Pemkot Yogyakarta akan terus berinovasi dan memperkuat program yang berpihak pada anak.
“Alhamdulillah, Kota Yogyakarta bisa tetap bertahan sebagai Kota Layak Anak Kategori Utama. Ini sangat penting, karena pemerintah harus memiliki kepedulian tinggi terhadap generasi muda, khususnya anak-anak. Usia anak adalah masa yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Sebagai contoh, kita harus memerangi stunting bersama-sama, dan itu bagian dari upaya kita sebagai Kota Layak Anak,” ungkapnya.
Yunianto Dwisutono menambahkan, penghargaan ini merupakan refleksi dari sinergi program lintas sektor yang konsisten mengutamakan kepentingan anak. “Mulai dari fasilitas ramah anak, layanan kesehatan, pendidikan, perlindungan khusus, hingga partisipasi anak dalam pengambilan kebijakan, semuanya terpenuhi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas, mengatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dan kolaborasi luar biasa dari seluruh pemangku kepentingan, baik instansi pemerintah, pihak swasta, komunitas, maupun masyarakat umum.
“Dari 17 klaster penilaian KLA, hampir semuanya memperoleh nilai baik. Hanya ada sedikit kekurangan di Indeks Perlindungan Anak (IPA), dan ini akan kita perbaiki di tahun mendatang. Inovasi kita terkait perlindungan anak juga cukup banyak, mulai dari sekolah ramah anak, ruang bermain ramah anak di Taman Pintar dan Gajah Wong Edupark, hingga program anak berani bersuara,” ujarnya.
Berbagai inovasi dan praktik baik di Kota Yogyakarta turut menjadi indikator penting dalam penilaian KLA 2025, antara lain Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sebagai layanan konsultasi pengasuhan dan kesejahteraan keluarga, Program Sekolah Ramah Anak (SRA), pengembangan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA), serta mekanisme perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan berbasis komunitas dan digital.
Retnaningtyas menambahkan, berbagai forum anak, musyawarah perencanaan pembangunan khusus anak turut menjadi kekuatan Yogyakarta dalam mempertahankan predikat KLA. Ke depan, Pemkot Yogyakarta akan memperluas fasilitas ramah anak, menambah sekolah ramah anak, melengkapi Polsek ramah anak, serta menindaklanjuti usulan yang disampaikan oleh anak-anak melalui forum resmi.
“Target kita minimal mempertahankan capaian ini, dan kalau bisa meningkatkan. Semua indikator akan kita penuhi, mulai dari pendidikan, kesehatan, hak bermain, hingga perlindungan anak. Kita juga tengah memperbaiki Indeks Perlindungan Anak yang kemarin masih kurang akan kita tambahkan karena kan itu penilaiannya melibatkan oleh teman-teman BPS juga. Jadi kita juga baru minta indikatornya apa saja sih yang kurang dari BPS itu,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo.
Pihaknya juga akan terus menggandeng dunia usaha dan komunitas untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak, termasuk dalam pengembangan RBRA dan perlindungan anak dari kekerasan berbasis keluarga dan digital.
Pemkot Yogyakarta menargetkan peningkatan capaian KLA untuk meraih kategori tertinggi, yaitu Paripurna. Sejauh ini, belum ada satu pun kabupaten atau kota di Indonesia yang berhasil mencapai tingkatan tersebut. Meski demikian, Kota Yogyakarta menjadi salah satu kota yang paling progresif di Indonesia dalam mewujudkan ekosistem ramah anak.